UT OMNES UNUM SINT

UT OMNES UNUM SINT


SYALOM

Beranda

Senin, 14 Februari 2011

PIDATO PENGUKUHAN BPC GMKI TOBELO PERIODE 2010-2012

PIDATO PENGUKUHAN BPC GMKI TOBELO
PERIODE 2010-2012
(Ketua Cabang Terpilih Masa Abdi 2010-2012)
























Yang kami hormati Bupati serta seluruh abdi Negara di Kabupaten Halmahera Utara
Yang kami hormati Pengurus Pusat GMKI
Yang Kami hormati para Anggota GMKI berdasarkan AD/ART Pasal  6 tentang keanggotaan
Yang kami hormati Pimpinan Jemaat serta seluruh Umat Tuhan yang berada di Jemaat Betania Mede, yang dalam kesempatan ini memfasilitasi acara pelantikan BPC masa abdi 2010-2012.
Syalom!!
Sebagai insan yang percaya kehadiran serta kemahakuasaan Tuhan, patutlah kita menaikan pujian dan hormat kepadaNya dalam Yesus Kristus yang kita imani sebagai Kepala Gereja sekaligus Kepala Gerakan atas kasih dan penyertaanNya kepada kita semua sehingga kita bisa dikumpulkan saat ini melalui persekutuan ibadah minggu sekaligus acara pelantikan dan serah terima pengurus GMKI cabang Tobelo periode 2009-2010 kepada pengurus GMKI Cabang Tobelo periode 2010-2012.
Melalui kesempatan ini, ijinkanlah kami sebagai representasi pengurus terpilih periode 2010-2012 menyampaikan pidato pelantikan kami yang dilatari atas intepretasi kami terhadap berbagai polemik yang melilit secara nasional dan terintegrasi dalam problem lokal ibarat sustain atau nada panjang yang bergeming tiada putusnya dan tak bersela.
Koma dan kromatik! Begitulah pemikiran akseptasi tentang Indonesia belakangan ini. Krisis kepercayaan terhadap pemimpin nasional menggelinding bak bola salju saat setiap kasus yang menghebohkan karena terkait penghilangan uang Negara dalam balutan milyar bahkan triliuan tak kunjung usai diselesaikan. Belum lagi ditambah soal regulasi abstak atas pemblokiran segala sumber informasi serta teknologi, masalah kebebasan mengekspresikan keyakinan serta kepercayaan, sengketa pesta demokrasi di berbagai daerah dan masalah yang lainnya, termasuk bencana alam yang sepertinya betah hadir di Indonesia. Krisis kepercayaan tersebut dengan tegas disampaikan dalam pidato Ketua Umum GMKI periode 2010-2012 saat pelantikan dan serah terima pengurus lama dan pengurus baru dengan mengatakan bahwa kepemimpinan SBY-Boediono telah gagal.
Statemen ini tidak hanya dikeluarkan oleh PP GMKI, tetapi hampir seluruh organisasi pemuda di Indonesia menilai kepemimpinan SBY-Boediono gagal karena gema derita makin besar dan merobek telinga. Anehnya selalu ada masalah ketika masalah besar mulai terkuak. Tentunya masalah baru mulai dicurigai sebagai bahan pengalihan big problem. Perhatikanlah saat kasus century mulai menemukan titik terang, muncullah sebuah masalah yang membelokan hukum dan konsentrasi penegak hukum serta rakyat Indonesia sehingga kasus century yang menggurita itu makin hari makin kabur. Cara lainnya tentu saja mengorbankan actor-aktor kelas teri dalam big problem. Satu nama yang hingga kini memuncak bahkan bisa mengalahkan nama Ariel Peterpan dalam daftar orang terkenal di Indonesia adalah Gayus Tambunan. Indonesian man of the year 2010 (two hunred en ten) begitulah penilaian canda kami atas Gayus. Gayus tidak terlalu kurus namun kelihatannya terurus. Dari pengurusan paspor untuk jalan-jalan keluar negeri atas nama Sony Laksono sampai santai menonton tenis lapangan di Bali lulus dan mulus sementara semua orang tahu dia sedang menginap di hotel prodeo. Benar Gayus tidak terlalu kurus, namun apakah kasusnya tidak mudah diberangus? Ini bukti nyata lemahnya penegakan hukum di Indonesia.
Majalah Tempo menganalisis sebab-musabab lambatnya penanganan berbagai kasus di Indonesia adalah: polah ring 1 SBY. Dalam pemerintahannya presiden belum didampingi staf khusus yang andal dan sering salah membaca situasi. Presiden seolah-olah beranggapan bahwa ada sejumlah menteri yang tak cukup tangkas buat menjelaskan berbagai masalah kepada masyarakat plus memberi solusi.
Solusi meminta staf khusus ikut bicara tidaklah tepat. Hal ini justru memperkeruh masalah. Semestinya kekurangan ini bisa ditambal dengan menunjuk juru bicara yang kuat dan tangkas. Yang menuntut penyelesaian capat adalah pembagian tugas antara “all the President’s men itu dengan kementerian. Tumpang tindih mesti dihindari dan ini tak terlalu mudah karena tugas staf khusus bidang informasi misalnya, bersinggungan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Staf khusus bidang Internasional  sangat dekat wilayah kerjanya dengan Menteri Luar Negeri. Lalu staf khusus bidang Hukum, hak asasi manusia dan pemberantasan korupsi berdekatan wilayah kerja dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Staf khusus bidang bantuan social dan bencana sangat mungkin overlapping dengan tugas menteri social. Kericuhan terlihat manakala dating bencana alam. Staf khusus bidang bantuan social dan bencana lebih sering tampil dari pada Menteri social atau Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Bahkan staf ini juga yang hadir sebagai tameng ketika politikus senayan menyerang Istana dalam kasus century. Semua orang berlomba menjadi pahlawan yang menawarkan solusi atas sebuah masalah.
Trik pencitraan seperti yang digambarkan di atas juga kadang membuat perseteruan politik nasional memanas dan berakibat pada menggantungnya solusi atas sebuah masalah. Olehnya kami bersepakat bahwa reformasi belum berjalan sesuai harapan.
Sementara dalam konteks lokal kita diperhadapkan dengan berbagai agenda dan wacana yang semestinya menjadi pergumulan bersama. Pemekaran wilayah, Sidang MPL PGI, dan lain sebagainya. Untuk hal yang disebutkan pertama dilaksanakan berdasarkan PP RI nomor 78 tahun 2007 Tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah, telah diwacanakan –bahkan dideklarasikan- terjadi di Kabupaten Halmahera Utara sebagai kebutuhan daerah. Harapan dari sebuah pemekaran adalah mempermudah rentang kendali dalam segala aspek hidup masyarakat, sehingga apresiasi positif menjadi keharusan terhadap usaha pemekaran ini. Selain wacana pemekaran, hal lain yang menantang kita adalah mengatasi mewabahnya penyakit tingkat nasional pada aras pemerintahan kita. Sehingga kita wajib mengawal langkah pemerintah menciptakan good governance yang transparansi, inovatif dan loyal terhadap dunia pendidikan.
Bagaimana sikap kita terhadap segala sesuatu yang disinggung di atas dari kancah nasional hingga lokal? Partisipasi macam apakah yang dimiliki oleh GMKI cabang Tobelo?
Harus diakui bahwa reformasi pada bidang politik seharusnya menjadi prioritas nasional. Mengapa demikian? Politik merupakan factor dominan atas segala kebijakan di negeri ini. Politik merambah segala aspek berbangsa dan bernegara seperti halnya ekonomi, social, keamanan, HAM, kehidupan beragama bahkan sampai pada ranah seni dan olah raga. Mengeluarkan politik dari aspek yang disebutkan di atas adalah hal sulit.
Keterlibatan gerakan ini tidak mesti diterjemahkan dalam pemikiran penempatan wakil atau delegasi dalam instansi tertentu. Haruslah dipahami bahwa ide seperti demikian bukanlah satu-satunya solusi sehingga gerakan ini tidak harus mengundi atau memilih kucing dalam karung. Jika hal ini terjadi maka gerakan ini bukanlah gerakan moral melainkan gerakan opurtunis dan pragmatis. Menjauh dari sikap seperti itu bukanlah berarti GMKI alergi terhadap persoalan politik. Karena harus disadari, setiap langkah kader dalam gerakan ini berdampak politis. Menemukan cara yang efektif sebagai partisipasi gerakan ini atas segala pergumulan yang dihadapi dalam medan layanannya wajib dilakukan sedari dini sebagai usaha mematangkan kader dan menepis slogan mentahnya analisis serta stateman kader GMKI dalam ruang dan aksi tertentu.
Menurut Martua Butarbutar (2003:33), sebagai sebuah organisasi yang mempersiapkan kader-kader gerakan yang paripurna (kreatif, kritis, inovatif, positif, realistis, dan etis) sebagai terang dan garam dunia, maka upaya persiapan dan pembinaan merupakan ujung tombak kehidupan organisasi di samping mempersiapkan generasi penerus bangsa juga demi kesinambungan hidupnya. Sebagai elemen pergerakan, komitmen GMKI untuk mengisi pergulatan pergerakan melalui kampus cukup jelas, hal ini tertuang dalam medan layanan GMKI yang menempatkan wilayah kampus sebagai kancah strategis untuk mengaktualisasikan visi dan misinya. Basis kekuatan dari pergerakan kampus adalah kemampuan mengolah wacana yang berangkat dari pergulatan intelektual. penggemblengan rasionalitas dan intusi diolah dengan pisau analisis akademis plus realitas politik menjadikan setiap kader mampu membawa diri dan menentukan pilihan politisnya atas kehidupan bergerakan atau pribadi selanjutnya. Ini mengisyaratkan bahwa dalam pelayanan pengurus GMKI cabang Tobelo periode 2010-2012 analisis dan kajian yang mendalam (bila perlu melibatkan tokoh kompeten dan indenpendent) merupakan menu utama sebelum mengambil sikap dan tindakan. Hal ini juga merupakan alarm bagi kader gerakan dalam mengambil putusan atau pilihan politis mengatasnamakan gerakan. Kata lain atas hal ini adalah: gerakan ini bukanlah gerakan murahan atau yang bisa ditunggangi karena kader gerakan ini seluruhnya sudah lunas terbayar dengan darah Kristus. Sehingga penempatan aksi politis Kristus sebagai Kepala Gerakan harus diteladani oleh setiap gerakan. Perubahan dari dalam inilah yang sesungguhnya menjadi impian pelayanan kami terhadap kader gerakan tanpa mengesampingkan realitas politik daerah ini. Karena itu kami akan mengefektifkan komisariat, memaksimalkan peran senior serta melakukan terobosan lainnya sebagai penunjang program kami, tentunya dengan partisipasi dan dukungan seluruh kita yang tergabung dalam gerakan ini sehingga mewujudkan GMKI SUKSES (semangat, unggul, kreatif serta cerdas)!!
Akhirnya terima kasih kami sampaikan kepada BPC GMKI 2009-2010 yang telah mengakhiri masa abdi kepengurusan dan darinya kami belajar banyak hal untuk melayani gerakan Yesus Sang Kepala gerakan lewat gerakan ini. Akhir kepengurusan tidaklah berarti akhir bergerakan, sehingga kami yakin kerjasama ini terus berlangsung.
Demikianlah apa yang bisa kami sampaikan saat ini. Tinggilah iman, tinggilah ilmu, tinggilah pengabdian. Ut Omnes Unum Sint, Syalom!!

Tidak ada komentar: